Thursday, February 2, 2017

Semangat 2017

Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan kemarin, 2017  ini adalah tahun untuk mulai melangkah mewujudkan target-target jangka panjang saya. Saya sudah tidak boleh lagi tenggelam dalam kesibukan mencari zona nyaman untuk diri sendiri. Menurut saya kesibukan seperti itu mengalihkan fokus saya dalam menjalani hal lain.

Tahun 2017 saya awali di rumah orang tua saya di Riau. Saya memang mudik cukup lama kemarin dan baru kembali ke Jakarta pada pertengahan Januari 2017. Akhir pekan pertama di Jakarta saya habiskan bersama sahabat saya hampir sepuluh tahun belakangan. Jadi ceritanya, sahabat saya itu akan berangkat ke Australia pada bulan Februari  ini untuk melanjutkan pedidikan masternya. Maka kami pun sepakat untuk mengadakan jalan-jalan perpisahan. Karena kami berpikir ntah kapan kami akan bertemu lagi. Ketika dia kembali ke Jakarta nanti,belum tentu saya masih tinggal di Jakarta.

Awalnya saya berniat nyamperin dia di rumahnya di Jogja. Selain itu saya memang sudah lama sekali tidak keJogja. Namun ternyata kami tidak menemukan waktu yang cocok satu sama lain. Maka plan berikutnya adalah kami jalan-jalan di Bandung saja. Sekalian nostalgia masa-masa kuliah dimana kami tinggal bareng dari awal kuliah hingga lulus. Mendekati hari H, ada hal mendadak yang membuat rencana ke Bandung terpaksa dibatalkan.
Oke gak mau muluk-muluk lagi, kami memutuskan untuk jalan-jalan di Jakarta saja.

Awalnya saya bingung mau jalan-jalan kemana di Jakarta yang setidaknya memorable buat kami. Hingga sahabat saya itu bilang, “Kita ke monas aja yuk. Aku pengen naik ke puncak Monas sebelum berangkat ke Australi.” Ide bagus, karena saya pun belum pernah naik ke puncak Monas, padahal saya terbilang sering ke monas. Akhirnya kami sepakat ke Monas pada malam Minggu,karena katanya Monas hanya buka malam pada hari tertentu saja.

Kami sampai di Monas sebelum Maghrib. Setelah ngantri beli tiket kami pun masuk ke bagian yang ada diorama sejarah Indonesianya itu.  Setelah sholat Maghrib kami pun mulai ngantri lift untuk mencapai puncak monas. Saya lmerasa kami datang di waktu yang tepat,karena antriannya belum panjang sementara hari sudah gelap. Tidak sampai satu jam mengantri kami pun naik ke puncak monas. Kesan pertama begitu sampai di puncak monas, anginnya kencang sekali. Saya pun sempat mengambil beberapa foto menggunkan ponsel saya.


Setelah puas melihat-lihat Jakarta dari ketinggian, kami pun turun dan memutuskan beristirahat di cawan monas.Momen beristirahat ini merupakan momen yang paling saya tunggu-tunggu setiap kami bertemu. Saya dan sahabat saya itu memang partner ngobrol yang klop sekali. Seringkali topik yang kami biacarakan itu merupakan hal-hal spontan yang terlintas di pikiran. Meskipun begitu, selalu ada esensi yang bisa saya ambil dalam setiap obrolan random itu. Malam itu, kami sharing tentang target-target dan hal apa saja yang akan kami lakukan dalam beberapa tahun ke depan. Pelajaran yang dapat saya ambil dari obrolan malam itu adalah “Hidup ini butuh pencapaian.”

Hari semakin malam, kami pun memutuskan untuk makan malam di Sarinah, tentunya sambil melanjutkan pembicaraan di Monas tadi. Selesai makan waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan kami pun bergegas pulang agar tidak kehabisan Transjakarta. Saya dan sahabat saya naik Transjakarta ke arah Kampung Melayu. Saya turun duluan di halte Transjakarta Tegalan Gramedia, kami pun berpisah.

Sejujurnya saya hanya merasa sedikit sedih karena saya tidak akan bertemu sahabat saya dalam waktu lama. Sisanya saya merasa bahagia sekali. Saya merasa mendapatkan pencerahan yang begitu besar. Saya merasa sangat bersemangat.


Semangat 2017!! Bismillah J

No comments:

Post a Comment