Seperti yang sudah saya ceritakan di postingan kemarin,
2017 ini adalah tahun untuk mulai
melangkah mewujudkan target-target jangka panjang saya. Saya sudah tidak boleh
lagi tenggelam dalam kesibukan mencari zona nyaman untuk diri sendiri. Menurut
saya kesibukan seperti itu mengalihkan fokus saya dalam menjalani hal lain.
Tahun 2017 saya awali di rumah orang tua saya di Riau. Saya memang
mudik cukup lama kemarin dan baru kembali ke Jakarta pada pertengahan Januari
2017. Akhir pekan pertama di Jakarta saya habiskan bersama sahabat saya hampir
sepuluh tahun belakangan. Jadi ceritanya, sahabat saya itu akan berangkat ke
Australia pada bulan Februari ini untuk
melanjutkan pedidikan masternya. Maka kami pun sepakat untuk mengadakan
jalan-jalan perpisahan. Karena kami berpikir ntah kapan kami akan bertemu lagi.
Ketika dia kembali ke Jakarta nanti,belum tentu saya masih tinggal di Jakarta.
Awalnya saya berniat nyamperin dia di rumahnya di Jogja. Selain
itu saya memang sudah lama sekali tidak keJogja. Namun ternyata kami tidak
menemukan waktu yang cocok satu sama lain. Maka plan berikutnya adalah kami
jalan-jalan di Bandung saja. Sekalian nostalgia masa-masa kuliah dimana kami
tinggal bareng dari awal kuliah hingga lulus. Mendekati hari H, ada hal mendadak
yang membuat rencana ke Bandung terpaksa dibatalkan.
Oke gak mau muluk-muluk
lagi, kami memutuskan untuk jalan-jalan di Jakarta saja.
Awalnya saya bingung mau jalan-jalan kemana di Jakarta yang
setidaknya memorable buat kami. Hingga sahabat saya itu bilang, “Kita ke monas
aja yuk. Aku pengen naik ke puncak Monas sebelum berangkat ke Australi.” Ide bagus,
karena saya pun belum pernah naik ke puncak Monas, padahal saya terbilang
sering ke monas. Akhirnya kami sepakat ke Monas pada malam Minggu,karena
katanya Monas hanya buka malam pada hari tertentu saja.
Kami sampai di Monas sebelum Maghrib. Setelah ngantri beli
tiket kami pun masuk ke bagian yang ada diorama sejarah Indonesianya itu. Setelah sholat Maghrib kami pun mulai ngantri
lift untuk mencapai puncak monas. Saya
lmerasa kami datang di waktu yang tepat,karena antriannya belum panjang
sementara hari sudah gelap. Tidak sampai satu jam mengantri kami pun naik ke
puncak monas. Kesan pertama begitu sampai di puncak monas, anginnya kencang
sekali. Saya pun sempat mengambil beberapa foto menggunkan ponsel saya.
Setelah
puas melihat-lihat Jakarta dari ketinggian, kami pun turun dan memutuskan
beristirahat di cawan monas.Momen beristirahat ini merupakan momen yang paling saya
tunggu-tunggu setiap kami bertemu. Saya dan sahabat saya itu memang partner
ngobrol yang klop sekali. Seringkali topik yang kami biacarakan itu merupakan
hal-hal spontan yang terlintas di pikiran. Meskipun begitu, selalu ada esensi
yang bisa saya ambil dalam setiap obrolan random
itu. Malam itu, kami sharing tentang
target-target dan hal apa saja yang akan kami lakukan dalam beberapa tahun ke
depan. Pelajaran yang dapat saya ambil dari obrolan malam itu adalah “Hidup ini
butuh pencapaian.”
Hari semakin malam, kami pun memutuskan untuk makan malam di
Sarinah, tentunya sambil melanjutkan pembicaraan di Monas tadi. Selesai makan
waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan kami pun bergegas pulang agar
tidak kehabisan Transjakarta. Saya dan sahabat saya naik Transjakarta ke arah
Kampung Melayu. Saya turun duluan di halte Transjakarta Tegalan Gramedia, kami
pun berpisah.
Sejujurnya saya hanya merasa sedikit sedih karena saya tidak
akan bertemu sahabat saya dalam waktu lama. Sisanya saya merasa bahagia sekali.
Saya merasa mendapatkan pencerahan yang begitu besar. Saya merasa sangat bersemangat.
Semangat 2017!! Bismillah
J
No comments:
Post a Comment