Lulus SMP saya
melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah berasrama di kota lain. Selepas SMA saya
pun merantau lebih jauh lagi, kali ini beda pulau. Hingga saat ini, terhitung
sudah sekitar sembilan tahun alamat domisili saya berbeda dengan orang tua dan
adik saya.
Waktu SMA dulu,
saya bertemu keluarga seminggu sekali. Dalam sebulan, saya mendapatkan
kesempatan untuk pulang ke rumah sebanyak satu kali. Sejak kuliah di Bandung,
tentu saja frekuensi pulang saya jauh berkurang. Saya biasa mudik enam bulan
sekali, ketika lebaran dan libur akhir tahun. Enaknya, durasi libur ketika
kuliah jauh lebih lama dibanding liburan anak sekolah. Saya menghabiskan waktu
di rumah selama hampir tiga bulan untuk liburan semester genap yang bertepatan
dengan Idul Fitri, serta sebulan pada liburan sementer ganjil yang bertepatan
dengan akhir tahun.
Saya menggunakan
waktu liburan untuk quality time
bersama keluarga. Sebagai “tebusan” ketidakhadiran saya selama berbulan-bulan
di rumah. Biasanya saya mengisi waktu luang dengan memasak dan membuat kue. Kadang-kadang
kami juga pergi keluar sekedar untuk makan malam. Dulu, dalam seminggu di
rumah, saya pasti meluangkan untuk bertemu teman lama. Sekarang tidak lagi,
waktu liburan saya full di rumah. Kalaupun pergi pasti bersama keluarga.
Saya sangat
menikmati momen-momen dua kali setahun tersebut. Salah satu hal favorit saya
adalah “menguping” kedua adik saya yang saling curhat sebelum tidur. Biasalah remaja
ababil yang gampang galau. Saya juga suka tidur bersama Ibu saya dan sangat
menanti-nanti sesi pillow talk yang
bisa berlangsung hingga dini hari. Saya juga sangat menikmati saat-saat
menunggu Ibu, Bapak, dan adik-adik saya kembali dari aktivitas masing-masing.
Meskipun sembilan
tahun sudah saya tidak tinggal bersama keluarga, zona nyaman saya tetap belum
berubah. Rumah orangtua saya tetap menjadi pelabuhan utama saya. Cinta positif
mereka lah yang menggerakkan ketika jenuh dan menopang di kala rapuh. Mereka tetap
memiliki pengaruh besar dalam hidup saya.
Orang tua saya ketika ultah perak pernikahan mereka |
Seiring waktu,
sudah seharusnya kita semakin dewasa. Akan tiba giliran kita untuk membangun
keluarga.Satu hal yang saya tanamkan pada diri sendiri, rumah saya tidak akan
berganti melainkan bertambah.
Semoga rumah kita jd surga kita di dunia ini ya nak
ReplyDelete