Saturday, February 4, 2017

Curug Cimahi

Iseng buka folder lama di laptop, saya menemukan file berisi foto jalan-jalan ketika tinggal di Bandung dulu. Ceritanya waktu itu saya dan Juli sudah lulus kuliah. Karena memiliki banyak waktu luang dan merasa akan segera meninggalkan Bandung, saya dan Juli sengaja mencari tempat wisata yang belum sempat kami jelajahi selama empat tahun tinggal di Bandung. Googling sana sini, kami menemukan artikel berisi tempat wisata mainstream di Bandung dan sekitarnya. Kami pun memiliih Curug Cimahi sebagai tempat pertama yang akan kami kunjungi.

Berbekal GPS di smartphone, kami pun berangkat ke Curug Cimahi di suatu pagi agak gerimis. Rute yang kami pilih adalah melalui Jalan Sersan Bajuri, melewati Dusun Bambu dan Universitas Advent Indonesia. Kami sempat bablas agak jauh hingga ke jalan menuju perkampungan penduduk. Padahal, Curug Cimahi itu sangat mudah ditemukan. Gerbang masuknya berada di pinggir jalan besar dan tepat disebelahnya ada terminal angkot.

Curug Cimahi berada di lembah yang untuk mencapainya kami harus menuruni ratusan anak tangga. Memiliki hawa dingin seperti di daerah Lembang, membuat kami tidak begitu berkeringat meskipun tetap terasa pegal. Ketinggian curugnya sendiri mencapai puluhan meter. Airnya jatuh ke semacam kolam yang dikelilingi bebatuan besar. Khas daerah utara Bandung, air nya sangat dingin. Tetapi tetap saja ada pengunjung yang berenang di kolamnya.

Juli sedang bertapa di pinggir kolam.

Untuk mencapai kolam, kami harus melompati batu batu besar yang licin. Kami memutuskan untuk tidak terlalu dekat karena jujur saja kami takut terpeleset di antara bebatuan berlumut tadi. Oke saya akui saya memakai alas kaki yang salah hari itu. Sendal yang saya pakai licin sekali sehingga saya memilih untuk kaki ayam saja. Karena kurang hati-hati, sendal yang saya pegang terlepas dan hanyut terbawa aliran air menjauhi curug. Beruntung sendal saya tersangkut di antara dua batu besar sehingga masih bisa diambil lagi.

Jembatan ini untuk menyeberangi sungai kecil yang mengalir dari curug

Ketika sedang menuruni anak tangga untuk mencapai Curug Cimahi, saya sempat berpikir,”Turun aja gini, gimana naiknya.” Ternyata perjalanan naiknya nggak semenakutkan yang dibayangkan kok. Mungkin karena sudah pemanasan sebelumnya.
Perjalanan ditutup dengan melihat kawanan monyet yang sedang diberi makan. Saya melihat seorang bapak membawa banyak sekali buah-buahan hampir busuk dan membagikannya kepada kawanan monyet itu. Bagus juga idenya ya, daripada buah-buahan yang tidak terjual itu dibuang begitu saja lebih baik diberikan kepada hewan liar.
Ketika akan pulang, saya baru menyadari sesuatu.Bahwa di gerbangnya tertulis “Curug Pelangi?”. Mungkin lebih tenar dengan nama Curug Cimahi karena lokasinya di Cimahi. J

Pemandangan dari anak tangga yang jumlahnya ratusan itu,
Juli masih 'agak kurus'

































No comments:

Post a Comment